top of page
Search
  • gerejapuriindah

Pintu-Pintu yang Terbuka (Pey Dalet 5784)

Pintu-Pintu yang Terbuka

by. Timotius Santonius


Pada tanggal 16 September 2023 lalu, orang-orang Yahudi merayakan tahun baru, mereka merayakan tahun baru 5784 - yang disebut tahun Pey Dalet. Dalet merupakan huruf keempat dari alfabet Ibrani, dan arti dasar dari huruf Dal adalah “Pintu”, bahkan dalam piktograf Ibrani kuno sendiri huruf Dalet terlihat seperti sebuah pintu tenda yang tertutup/tergantung. Dalet juga merupakan sebuah gambaran dari seorang manusia yang membutuhkan juruselamat, hal ini bisa dilihat dalam gambaran Yesus yang menunggu di depan pintu dalam Wahyu 3:20, “Lihat, Aku berdiri dimuka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.”


Pada umumnya dapat dijumpai dua jenis pintu, yaitu berupa pintu untuk masuk dan pintu untuk keluar. Kedua jenis pintu ini mewakili dari fungsinya, yaitu sebagai jembatan menuju sesuatu yang besar atau dapat juga menjadi sebagai suatu penghalang, maka dari sini juga dapat dipahami bahwa kata “Pintu” bisa mewakili sebagai gambaran dari sebuah penerimaan atau sebaliknya sebagai suatu penolakan. Dalam Alkitab sendiri dapat ditemukan 585 ayat yang berbicara mengenai “Pintu” dan yang terpenting ialah perkataan Tuhan Yesus yang tercatat dalam Yohanes 10:9 (TB2), “Akulah pintu; siapa yang masuk melalui Aku, ia akan diselamatkan dan ia akan masuk dan keluar serta menemukan padang rumput.” Perkataan ini menunjukan dan membuktikan bahwa Yesus adalah satu-satunya pintu untuk memperoleh keselamatan dan tidak ada yang lain (Kis 4:12).



Pada sisi lain, Alkitab juga menekankan hal lain mengenai “Pintu” bagi orang-orang percaya, yaitu sebagai pintu-pintu yang terbuka. Pintu-pintu yang terbuka ini melambangkan 3 hal,

Pertama mengenai Pintu yang terbuka sebagai kesempatan penginjilan. Pemahaman ini didapat dari perkataan rasul Paulus dalam 1 Korintus 16:8-9 (TB2), “Namun, aku akan tinggal di Efesus sampai hari raya Pentakosta, sebab terbuka kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang.” Jika dalam Alkitab terjemahan English Standart Version (ESV) diterjemahkan sebagai “for a wide a door for effective work has opened to me.” Kemudian penekanan yang serupa juga dapat dijumpai dalam 2 Kor 2:12 (TB2), “Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan inji Kristus, aku dapati bahwa Tuhan telah membuka pintu untuk pekerjaan di sana.” Demikian Lukas menggambarkan hasil dari perjalanan misi rasul Paulus yang pertama, “Allah telah membukakan pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman” (Kis 14:27). Kemudian ada doa dari rasul Paulus supaya Allah membukakan baginya pintu untuk memberitakan Firman (Kol 4:3). Hal ini semua menunjukkan bahwa Allah telah membukakan pintu untuk penginjilan. Namun satu hal yang perlu dipahami, pintu yang terbuka bukan berarti bebas dari hambatan, melainkan hambatan ini terkadang ada dan Tuhan ijinkan supaya kita selalu berjalan dan mengandalkan Tuhan saja.

Kedua, Pintu yang terbuka untuk Penuaian dan Berkat. Dalam Yesaya 60:11(TB2) dikatakan, “Pintu-pintu gerbangmu akan terbuka senantiasa, siang malam tidak akan tertutup, supaya kekayaan bangsa-bangsa dibawa kepadamu, raja-raja mereka juga digiring bersama.” Perkataan “kekayaan bangsa-bangsa” berasal dari bahasa Ibrani חֵ֣יל khayil yang memiliki makna “the forces of the Gentiles” atau pasukan dari bangsa-bangsa lain. Dari sini dapat dipahami bahwa Tuhan telah membukakan pintu-pintu berkat yaitu jiwa-jiwa yang siap untuk dituai dan mau melayani kerajaan Tuhan bersama-sama. Albert Barnes mengatakan, “Injil akan terus menerus dan tanpa henti ditawarkan kepada orang-orang. Pintu-pintu gereja tidak akan pernah ditutup. Siang dan malam, di segala musim dan di segala tempat, orang-orang dapat datang dan memperoleh keselamatan.” Sebagai respon terhadap hal ini, gereja harus mampu melakukan dan membangun kolaborasi. Gereja tidak bisa lagi berjalan masing-masing dan ekslusif, gereja harus melihat realitas kebutuhan dan tantangan di masa kini. Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Bukankah artinya gereja harus mampu untuk berkolaborasi dalam menghadapi situasi demikian? Rasul Paulus sendiri menggambarkan bagaimana suatu kolaborasi dalam pelayanannya,”Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang menumbuhkan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang menumbuhkan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. Karena kami adalah kawan sekerja untuk Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah”(1 Kor 3:6-9, TB2).

Ketiga, Pintu surga terbuka bagi orang percaya. Wahyu 4:1(TB2), “Setelah itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di surga dan suara yang terdahulu kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, “Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.” Ini adalah perkataan dan pengihatan rasul Yohanes ketika ia dipenuhi oleh Roh Kudus dan dibawa melihat penyembahan surga dan hal ini harus kita yakini dan pegang baik-baik sebagai orang percaya, yaitu dibukanya pintu surga bagi orang yang setia memegang imannya kepada Tuhan Yesus serta melakukan kehendak-Nya. Oleh sebab itu, mari kita menangkap hati Tuhan dan bergerak bersama-sama dengan pemimpin rohani kita dan hamba-hamba Tuhan di seluruh dunia untuk menyelesaikan amanat agung dengan kuat kuasa Roh Kudus yang telah Tuhan Yesus berikan bagi kita semua. Amin.

10 views0 comments

Recent Posts

See All

コメント


bottom of page