top of page
Search
gerejapuriindah

Jangan Berhenti Berharap!

Shallom saudara semua, memasuki bulan November maka kita memasuki tema yang baru dalam gereja kita yaitu Hope atau harapan. Definisi harapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keinginan supaya sesuatu itu terjadi. Ini berbicara mengenai sesuatu di masa depan, ada hal baik yang kita harapkan terjadi dalam bulan November ini misalnya. Tetapi tentu kita semua tahu bahwa tidak semua yang kita harapkan itu terjadi (atau setidaknya tertunda). 

Ya, sebagai orang percaya kita berharap akan sesuatu yang baik terjadi: anggota keluarga yang sakit disembuhkan, keinginan untuk bisa memiliki anak lahiriah, atau ada mujizat yang ingin kita dapatkan. Tetapi tidak semua itu terjadi. Bahkan ada yang namanya penderitaan di dalam hidup. Tuhan Yesus tidak menjanjikan kehidupan yang gampang dan mudah, tetapi “dalam dunia kamu menderita penganiayaan” (Yoh. 16:33). Tetapi kita berharap kepada Dia yang telah mengalahkan dunia ini. Pengharapan yang berasal dari Tuhan tidak hanya menguatkan kita, tetapi juga membawa kedamaian yang melampaui akal kita (Fik. 4:7). Bagaimana kita bisa berpegang pada pengharapan tersebut? Mari kita telusuri bersama melalui kisah beberapa tokoh Alkitab yang berpegang pada harapan mereka di tengah penderitaan.


Pengharapan bukan sekadar berpikir positif atau mengharapkan hal baik terjadi. Dalam iman kita, pengharapan adalah keyakinan bahwa Tuhan bekerja untuk kebaikan kita, bahkan ketika kita tidak dapat melihatnya (Rom. 8:28). Pengharapan ini menghubungkan kita dengan janji Tuhan yang selalu setia, seperti yang tertulis dalam Yeremia 29:11

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” - Yeremia 29:11

Pengharapan dalam Tuhan memberi kita keberanian dan ketenangan di tengah badai hidup, karena kita tahu bahwa di balik semua itu, Tuhan sedang membentuk kita dan mempersiapkan sesuatu yang lebih baik. Tetapi kenapa kalau Yeremia bernubuat mengenai masa depan yang penuh pengharapan, maka hidup kita sekarang ada kesengsaraan/ penderitaan? Paulus berkata di dalam Rom. 5:3-4

“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” - Roma 5:3-4

Rupanya pengharapan yang biblikal itu datang di tengah-tengah kesengsaraan atau penderitaan dalam hidup kita. Justru di situ anugerah dari Allah dapat dicurahkan dalam hidup kita untuk mampu melewati penderitaan itu sembari terus berharap kepada Tuhan. Ingat bahwa harapan bukanlah harapan kalau semua itu sudah terjadi hari ini.


Contoh Tokoh Alkitab yang Berharap di Tengah Penderitaan


Ayub: Pengharapan di Tengah Kehilangan dan Penyakit

Ayub adalah salah satu tokoh Alkitab yang terkenal karena penderitaannya. Kehilangan semua hartanya, anak-anaknya, dan kesehatannya (Ay. 1:13-20), Ayub tetap setia kepada Tuhan meskipun ia tidak memahami alasan di balik penderitaannya. Meskipun dalam pergumulannya ia mengalami kesedihan yang mendalam, ia tidak pernah kehilangan pengharapan bahwa Tuhan yang adil sedang bekerja. Dalam Ayub 19:25, ia berkata, “Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.” Ayub percaya bahwa Tuhan pada akhirnya akan menunjukkan keadilan-Nya, meski saat itu ia belum bisa melihat hasilnya (ay. 26). 

Dari Ayub, kita belajar bahwa meski kehilangan segalanya, pengharapan pada Tuhan dapat menjadi sumber kekuatan yang tak tergantikan. Mungkin saat ini anda juga mengalami hal seperti Ayub, kehilangan materi atau terkena penyakit yang belum kunjung sembuh. Saya berdoa untuk imanmu tidak pudar dan harapanmu tidak hilang! Penebus kita, Tuhan Yesus, dia hidup dan sanggup memulihkan hidup saudara.


Yusuf: Pengharapan di Tengah Pengkhianatan dan Penjara

Yusuf adalah contoh lain dari orang yang tetap berpegang pada harapan meskipun mengalami penderitaan bertubi-tubi. Setelah dikhianati oleh saudara-saudaranya, dijual sebagai budak, dan difitnah hingga dipenjara, Yusuf tetap mempertahankan kepercayaannya kepada Tuhan. Dalam Kejadian 50:20, Yusuf mengungkapkan bahwa meskipun manusia mungkin bermaksud jahat, Tuhan sanggup mengubahnya menjadi kebaikan. “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan…”

Penderitaan tidak memadamkan iman Yusuf, tetapi justru memperkuat pengharapannya pada Tuhan. Yusuf mengajarkan kepada kita bahwa dalam setiap kesulitan, kita dapat berharap bahwa Tuhan sedang mempersiapkan hal yang lebih besar. Terkadang, kesulitan yang kita alami adalah cara Tuhan membentuk kita untuk panggilan yang lebih tinggi.


Daud: Pengharapan di Tengah Pelarian

Daud, sebelum menjadi raja, harus hidup dalam pelarian karena diincar oleh Raja Saul yang iri dan ingin membunuhnya. Dalam masa-masa penuh ketidakpastian itu, Daud sering merasa takut dan khawatir, namun ia selalu kembali kepada Tuhan dalam doanya. Melalui Mazmur, kita bisa melihat bagaimana Daud menguatkan hatinya dengan berharap pada Tuhan. Dalam Mazmur 27:14, ia menulis, “Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!”

Kesulitan yang kita alami adalah cara Tuhan membentuk kita untuk panggilan yang lebih tinggi

Pengharapan Daud terwujud dalam kepercayaannya bahwa Tuhan akan menepati janji-Nya. Saat kita menantikan Tuhan, seperti Daud, kita belajar untuk memiliki kesabaran dan keteguhan hati. Mari saudara renungkan, berkali-kali kita sepertinya berada dalam jalan buntu, di situ Tuhan kembali menunjukkan kesetiaan-Nya dan menolong kita. Masihkah kita meragukan kebaikan-Nya?


Bagaimana Kita Menjaga Pengharapan di Tengah Penderitaan?

Di tengah penderitaan, kita mungkin merasa bahwa pengharapan itu sulit dijaga. Namun, ada beberapa langkah praktis yang bisa membantu kita untuk tetap berharap:

  • Berdoa dan Mencari Tuhan

    Dalam Filipi 4:6-7, kita diajak untuk menyampaikan segala sesuatu kepada Tuhan dalam doa dan permohonan. Melalui doa, kita dapat membawa beban kita kepada Tuhan dan merasakan kedamaian yang diberikan-Nya.


  • Merenungkan Firman Tuhan

    Firman Tuhan adalah sumber pengharapan yang hidup. Saat kita membaca ayat-ayat seperti Roma 8:28 yang mengatakan bahwa segala sesuatu bekerja bersama untuk kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan, kita diingatkan bahwa ada rencana yang lebih besar dari yang kita pahami.


  • Bersyukur atas Hal-Hal Kecil

    Bersyukur membantu kita untuk melihat kebaikan Tuhan dalam hidup kita, meskipun dalam hal-hal kecil. Saat kita bersyukur, kita membuka hati kita untuk menerima sukacita dan pengharapan yang Tuhan berikan setiap hari.


  • Berbagi dengan Orang Lain

    Ketika kita berbagi cerita dan pengalaman dengan orang lain, kita mendapatkan dukungan yang menguatkan pengharapan kita. Firman Tuhan mengingatkan kita untuk saling mendukung dan menguatkan dalam komunitas iman.engan orang lain, kita mendapatkan dukungan yang menguatkan pengharapan kita. Firman Tuhan mengingatkan kita untuk saling mendukung dan menguatkan dalam komunitas iman.


Mengapa Pengharapan dalam Tuhan Berbeda?

Pengharapan yang berasal dari Tuhan memberikan kita pandangan yang kekal. Pengharapan dunia ini seringkali didasarkan pada hasil atau keberhasilan yang bisa kita lihat, namun pengharapan dalam Tuhan tidak tergantung pada situasi yang kita alami saat ini. Seperti tertulis dalam 2 Korintus 4:16-18, “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari… sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan. Karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.”

Secara biblikal, pengharapan kita terbentuk karena fokus kita pada yang tidak terlihat itu. Suatu saat kelak, Tuhan Yesus akan datang dan menjemput kita di awan-awan yang permai. Suatu saat kita akan bersama-sama dengan Dia selama-lamanya. Saya percaya Tuhan Yesus akan menolong

Kita telah belajar dari kisah Ayub, Yusuf, dan Daud yang menunjukkan bahwa pengharapan kepada Tuhan dapat membawa kekuatan dan keteguhan hati di masa-masa paling gelap. Saya berdoa jemaat Tuhan memiliki pengharapan yang teguh dan tak tergoyahkan di tengah segala pergumulan hidup yang ada.Ingatlah selalu kata-kata dari Ibrani 10:23: “Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.” Tuhan memberkati! (DAP)


7 views0 comments

Comments


bottom of page