MOM AND SON
![](https://static.wixstatic.com/media/881b26_90f9559a2f4c482ba2e1e2bf8fb36a29~mv2.jpg/v1/fill/w_254,h_256,al_c,q_80,enc_auto/881b26_90f9559a2f4c482ba2e1e2bf8fb36a29~mv2.jpg)
Bisa ceritakan awal bergereja?
Berawal dari bergereja di GBI Senayan City dari tahun 2011-2014 (3 tahun), yang pada akhirnya di tahun 2015, Saya menemukan gereja GBI HOB yang lebih dekat dengan rumah tinggal Saya. Saya juga bergabung di Cool GBI HOB. Dalam Cool, Saya merasakan banyak proses pertumbuhan secara Rohani ataupun secara karakter. Saya belajar dari kesaksian teman-teman Cool perihal bagaimana mereka melewati setiap persoalan hidup. Sekarang anak Saya Bennett rajin beribadah di Sunday School di GBI HOB. Saya sangat rindu anak Saya hidup takut akan Tuhan dan belajar mengenal Tuhan dari Sunday School.
Harapan buat gereja ini ke depan?
Cool bermultiplikasi dan semakin kompak (unity) sampai kedatangan Tuhan yang kedua kali.
Apa yang bisa diberikan untuk generasi selanjutnya?
Berharap camp anak selalu diadakan setiap tahun karena Saya sendiri mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus melalui camp di gereja ini.
Apa hambatan atau tantangan orangtua saat menghadapi anak-anak remaja di zaman sekarang ini?
LGBTQ yang sudah disahkan oleh banyak negara. Banyak anak-anak yang sudah menentukan sex dan gender mereka sendiri, ditambah lagi sosial media yang banyak mengusung konsep LGBTQ.
SON
Bennett Edgar Lee (usia 7 tahun, Sunday School di GBI HOB)
Bisa ceritakan awal bergereja?
Bennet sudah ikut Sekolah Minggu karena mami papi ibadah di GBI HOB. Karena papi mami rajin ke gereja, Bennet juga rajin ke gereja. Bennet juga diajarin menyanyi memuji Tuhan. Harapan Bennet untuk Sunday School ini, banyakin mainannya lagi supaya Bennet bisa main bareng sama teman-teman.
FAMILY
![](https://static.wixstatic.com/media/881b26_f102fdd5222c4398976405bcb29ffd64~mv2.jpg/v1/fill/w_512,h_460,al_c,q_80,enc_auto/881b26_f102fdd5222c4398976405bcb29ffd64~mv2.jpg)
Aries Hartanto
Bisa ceritakan awal bergereja?
Hai, nama Saya, Mario Aries Hartanto dan nama istri Saya adalah Dewi Erlinda. Setelah menikah kami sibuk bekerja dan tiba waktunya bagi kami untuk mencari suatu tempat yang di mana kami bisa melayani bersama-sama dalam satu keluarga. Saat itu kami sudah dikaruniai anak oleh Tuhan. Waktu itu kami ikut dalam pembentukan gereja
New Wave di Taman Anggrek, di mana Saya pribadi melihat gereja ini cukup unik karena dibentuk atas inisiatif 3 gereja yang bersatu hati untuk melebur menjadi satu dan mengirim pengerja-pengerja muda terbaiknya untuk suatu Kegerakan yang baru. Tempat ibadah kami di Taman Anggrek berpindah ke Lippo Office Tower lantai 12, saat ini kita kenal dengan nama RCC. Tuhan percayakan kami menjadi Koordinator Cool di GBI Puri Indah 3 ini (RCC), dan anak-anak kami juga terlibat baik dalam ibadah dan pelayanan di Ibadah JC RCC dan Sekolah Minggu. Walaupun anak kami yang besar saat ini sedang bersekolah di luar, bagi kami itu bukan hambatan buat orangtua jadi jauh dengan anak. Teknologi sudah sangat maju, sehingga komunikasi sekarang mudah, selama kita sebagai kelompok terkecil yaitu keluarga mau mengusahakan tetap terkoneksi satu sama lain dan berjalan dalam jalan-jalanNya Tuhan.
MOM AND DAUGHTER
![](https://static.wixstatic.com/media/881b26_9f3beb5ee1c64cd98dc20a58682fd941~mv2.jpg/v1/fill/w_742,h_804,al_c,q_85,enc_auto/881b26_9f3beb5ee1c64cd98dc20a58682fd941~mv2.jpg)
DAUGHTER
Adelia Samantha (PPW and Usher Team)
Bisa ceritakan awal bergereja?
Sudah bergereja di sini since Sekolah Minggu, dari Batita bahkan dari gereja masih di Wesling. Sudah lama sekali yah. Sempet mau pindah gereja, tetapi balik lagi, karena bergereja di sini berkesan dan keluarga juga di Puri Indah. Nyokap juga setia di sini dari dulu, yah belajar dari nyokap juga sih. Katanya kalau mau muter-muter cari Firman nggak apa-apa, tapi harus tetep tertanam di satu tempat. Sebenarnya bukan mau pindah, tetapi cuma karena lagi jenuh saja sama suasana. Toh, kalau mau curhat kan nggak mungkin curhat sama strangers atau orang baru, apalagi buat minta advice, pasti baliknya ke keluarga dalam Tuhan yang adalah rekan pelayanan and rekan Cool di GBI Puri Indah ini.
Harapan buat gereja ini ke depan?
Menjadi gereja yang nggak sibuk sama program. Ga usa sok mau nyenengin jemaat supaya rame, tetapi jadi gereja yang berani step up the game buat menyenangkan Tuhan dan berintegritas.
Mengakomodasi next generation, punya pikiran buat nurture talent and next leadership. Bukan jadi gereja yang banyak kritik, jadi gereja yang mendidik the future of Indonesia. Gereja yang bisa membuat parents bahagia dan menyayangi anaknya dalam artian ga selfish tetapi terbuka untuk dikoreksi bahkan sama anaknya. Gereja yang membangun keluarga-keluarga jadi lebih baik. Gereja yang ga fokus cuma di jemaatnya, tetapi juga ke luar orang lain yang kekurangan. Gereja yang berani mendidik kalau jemaatnya salah (menegur). Gereja yang juga terbuka sama teknologi.
Apa yang bisa diberikan untuk generasi selanjutnya?
Aku belajar dari my mom tentang disiplin rohani dan ketaatan dalam berdoa. It is a lifetime process, and banyak ups and downs. Cuma aku selalu liat my mom itu setia dalam doa pribadi, pelayanan di gereja, dedikasi tinggi tentang pelayanannya. She even think missing prayer meeting as a sin (mistake). Taat banget sih pada intinya. And she set the bar so high, in which teach me and my sister to give the best to God. She always teach us to serve God starting young age, dari Sunday School kami sudah aktif pelayanan and ga cuma dalam gereja, tetapi juga pelayanan misi. It’s a great value dari my mom yang aku mau ajarin ke next generation, to my future kids juga gitu. Karena serving God bener-bener mengajarkan tentang selfless life, humbleness, and self control. Cause it is never been an easy journey. But it creates a good resistence in our faith. And faith is the thing that carries us to the finish line kan. So, yeah. Serving God and involve the whole family in the ministry yang sesuai sama panggilan masing-masing. Itu warisan yang berharga banget dari my mom.
Apa hambatan atau tantangan orangtua saat menghadapi anak-anak remaja di zaman sekarang ini, even if you are not become a parents but yet?
A lot! Information, education, way of teaching, freedom of speech, critical thinking, social media, mental health, over thinking. Banyaklah. Tapi, I personally think, kalau parents toward teenagers masalahnya di ego. Ego yang tinggi membuat jadi sulit komunikasi, apalagi anak zaman sekarang itu kan kayak dikarbit dengan informasi yang membuat mereka merasa paling tahu dan banyak tahu, sedangkan orangtua egonya merasa gue kan sudah jalanin yang belum elu jalanin. Basically the issues jadinya perang tentang experience vs knowledge.
MOM
Yaniyati Oyong (Elder’s di GBI HOB)
Bisa ceritakan awal bergereja?
Sebelumnya, Saya di Karsa Pemuda, dengan dibukanya cabang di Wesling, Saya bergabung di sini sampai saat ini. Saya belajar banyak hal dari GBI Puri dengan value-valuenya. Saya mengalami pertumbuhan, adanya komunitas yang saling mensupport termasuk dari Bapak dan Ibu Gembala. Itu yang sangat Saya rasakan dan alami. Masalah dalam pelayanan pasti ada, tetapi dengan komunitas yang ada kita saling support serta belajar meresponi sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan dan itu membuat kita bertumbuh lebih lagi. Terutama, bangun hubungan kita dengan Tuhan
Harapan buat gereja ini ke depan?
Melihat pertumbuhan dari sejak awal sampai saat ini, Saya melihat banyak perubahan yang terjadi terutama pasca pandemi, dan hal ini harus diresponi gereja dengan benar, gereja harus terus menanamkan kebenaran sejak anak-anak dan membuka diri sesuai dengan kondisi, seperti memberikan ruang dan melakukan komunikasi dengan generasi muda, orangtua berbagi hidup dan pengalaman pada anak muda sehingga hubungan bapa dan anak terus terjadi. Saya mengajarkan dan mengarahkan anak-anak untuk menemukan kehendak Tuhan dalam hidup mereka. Bagaimana caranya? Bangun keintiman dengan Tuhan, doa membaca Firman Tuhan setiap hari, membangun komunikasi dan sering meluangkan waktu sharing dgn anak-anak. Jadilah anak muda yang militant.
Apa hambatan atau tantangan orangtua saat menghadapi anak-anak remaja di zaman sekarang ini?
Tantangannya adalah masalah komunikasi dan teknologi, selain itu, bagaimana menjembatani antara pemikiran ortu dengan anak remaja di zaman sekarang ini, pemahaman orangtua terhadap cara pikir anak muda dan sebaliknya. Karena tidak ada orangtua yang ingin menyesatkan anaknya, demikianpun sebaliknya, jadi perlu jembatan antara orangtua dan anak muda. Apa yah jembatannya? Sering-sering mengadakan acara-acara yang non formal sehingga menimbulkan kedekatan di kedua belah pihak dan terjadi keterbukaan.
DAD AND SON
![](https://static.wixstatic.com/media/881b26_93ff0f0a29d64793abf89147bfc1838b~mv2.jpg/v1/fill/w_384,h_338,al_c,q_80,enc_auto/881b26_93ff0f0a29d64793abf89147bfc1838b~mv2.jpg)
DAD
Sendjaja Hartono (Pengerja dan Gembala Cool)
Bisa ceritakan awal bergereja?
Saya dilahirkan dari keluarga Kristen. Orangtua Saya adalah seorang Majelis/Penatua di sebuah gereja. Dari Saya kecil, remaja, dewasa, hingga saya berkeluarga melihat kedua orangtua Saya setia dan giat dalam pelayanan. Mereka punya moto, selagi hidup dan diberi kesempatan selalu harus melayani Tuhan dengan setia dan kerendahan hati. Hal ini yang membuat Saya juga punya pengertian bahwa Saya diselamatkan menjadi anak Tuhan, menerima kasih dan kebaikan Tuhan, dan rindu melakukan sesuatu untukTuhan. Karena itu sejak remaja Saya sudah masuk dalam pelayanan di paduan suara, sampai kuliah juga di paduan suara. Saya berada di komunitas yang membuat Saya dan istri bertumbuh dan sampai sekarang melayani di GBI Puri Indah sejak tahun 1993 yang diawali ikut Cool (dahulu namanya Family Altar (FA)). Bagi Saya melayani Tuhan adalah proses pembentukan iman dan pertumbuhan kerohanian kita. Dibentuk, digesek, diproses untuk menjadi semakin dewasa. Banyak alasan untuk lelah dan undur, tetapi kasih setiaNya yang selalu menopang, memberikan teladan dan menguatkan Saya untuk terus untuk melayaniNya.
Harapan buat gereja ini ke depan?
Selalu mendengar suaraNya dan mengikuti tuntunanNya, menangkap apa yang menjadi kehendak Tuhan untuk dilakukan. Membawa jemaat terarah bertumbuh secara kerohanian dan mulai memperlengkapi dan mempercayakan pelayanan pada generasi muda karena mereka yang akan melanjutkan tugas kita yang belum selesai sampai kedatanganNya.
Apa yang bisa diberikan untuk generasi selanjutnya?
Melakukan hubungan intergen, seperti generasi yang lebih tua yang sudah banyak lebih dulu mengalami kesalahan, maupun keberhasilan dapat menuntun generasi yang lebih muda supaya mereka dapat belajar dari kesalahan-kesahalan yang lalu.
Apa hambatan atau tantangan orangtua saat menghadapi anak-anak remaja di zaman sekarang ini?
Perbedaan cara berpikir, preferensi, dan tidak tahan proses karena mereka lebih menyukai proses dan hasil yang cepat/instant.
SON
Jeremy Hartono (Singer & Usher di GBI HOB)
Bisa ceritakan awal bergereja?
Saya adalah produk dari keluarga Kristen. Dari bayi, Saya sudah berada di depan speaker gereja. Bertumbuh dalam lingkungan keluarga Kristen dan tentu Saya dididik dalam nilai-nilai kekristenan dan diharuskan untuk bergereja. Saat Saya bertumbuh menjelang menjadi remaja, orangtua Saya selalu bilang ke Saya, “Jerrr, baca Alkitab. Kamu ga bisa sendiri, kamu butuh Tuhan.” Saat itu seringkali kesal diingatkan terus dan Saya tidak mengerti apa yang mereka maksud. Tetapi itu adalah satu benih yang mereka tanamkan dalam Saya. Saat itu Sayapun membaca Alkitab hanya karena disuruh, tidak ada satu pasalpun yang Saya kecap dalam hati Saya. Saat Saya remaja, Saya sadar, kalau betul-betul butuh Tuhan Yesus. Saya tidak bisa hidup dengan kekuatan Saya sendiri. Dalam menghadapi masalah, Saya selalu hancur di hadapan Tuhan Yesus dan dikuatkan oleh FirmanNya. Tuhan Yesus banyak membentuk Saya melalui masalah-masalah yang saya alami saat remaja. Saya sadar kalau lingkungan dan hal-hal dunia di sekitar Saya sangat berbahaya. Saat itu Saya mulai kenal banyak orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus. Mereka semuanya mencari kepuasan dari berbagai sumber dan tidak pernah mendapatkan kepuasan itu.
Saya sungguh bersyukur lahir dalam keluarga Kristen. Saya merasa tidak hilang atau tenggelam dalam dunia ini. Ada Tuhan Yesus yang selalu mengingatkan kebenaran dalam hati Saya. Karena apa yang orangtua Saya tanamkan, Saya seperti punya jalan pintas dalam pengenalan saya kepada Tuhan. Tidak pernah terbayangkan kalau Saya dapat mengenal Tuhan Yesus sendiri. Tuhan Yesus seperti teman hidup bagi Saya. Terima kasih Tuhan Yesus.
Harapan buat gereja ini ke depan?
Saat ini GBI Puri Indah sedang mengalami ombak api yang hebat, Saya sangat merasakannya. Banyak gereja lain sangat fokus membuat versi gereja yang modern yang disukai banyak orang. Namun, Saya berharap gereja GBI Puri Indah bisa fokus kembali ke dasar firmanNya dan tidak berfokus utama hanya untuk memodernisasikan gereja. Saya percaya Tuhan Yesus berkenan atas gereja ini dan Tuhan Yesus akan melawat banyak jiwa melalui caraNya.
Apa yang bisa diberikan untuk generasi selanjutnya?
Hormati orang yang lebih tua karena hidup ini sangat singkat dan pastikan Anda berkenalan dengan Alkitab.
DAD AND DAUGHTER
![](https://static.wixstatic.com/media/881b26_548bd064ac7446d492c8457308091f13~mv2.jpg/v1/fill/w_980,h_921,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_auto/881b26_548bd064ac7446d492c8457308091f13~mv2.jpg)
DAD
Hartanto (Nathanael Tan) (Koordinator Ibadah Puri)
Bisa ceritakan awal bergereja?
Saya lahir di keluarga Kristen, dan mengalami perjumpaaan dengan Kristus secara pribadi waktu Saya kelas 1 SMP/Grade 7.
Harapan buat gereja ini ke depan?
Tetap dalam visi yang Tuhan berikan dan tetap utamakan jiwa-jiwa, bukan sekedar program gereja.
Apa yang bisa diberikan untuk generasi selanjutnya?
Berikan bimbingan, kesaksian, dan kesempatan untuk generasi yang lebih muda karena karena kita juga pernah ada di posisi mereka.
Apa hambatan atau tantangan orangtua saat menghadapi anak-anak remaja di zaman sekarang ini?
Perbedaan circumtances/keadaan, teknologi yang membuat mereka cenderung menghabiskan banyak waktu, kesibukan sekolah yang seringkali harus dikerjakan di luar jam sekolah.
DAUGHTER
Nathania Nishida Tan
(Ketua Divisi Event DNA Community dan Ketua Cool Aster)
Bisa ceritakan awal bergereja?
Alasan awal Saya bisa masuk gereja ini adalah karena orangtua Saya terlibat dalam pelayanan di gereja ini. Sehingga sejak kecil Saya sudah diajarkan tentang Tuhan Yesus. Saya juga melihat kebaikan Tuhan yang luar biasa dalam kehidupan Saya. Keluarga Saya juga terus mendorong Saya untuk terus memiliki hubungan dekat dengan Tuhan. Seiring berjalannya waktu, Saya akhirnya menjadi aktif di gereja dan juga masuk ke dalam pelayanan di ibadah Youth DNA Community.
Harapan buat gereja ini ke depan?
Saya berharap gereja ini bisa terus menjadi rumah untuk kita bisa terus bertumbuh dalam Tuhan. Tidak hanya sebagai sebuah formalitas saja, tetapi benar-benar sebuah komunitas di mana kita bisa merasa nyaman dan saling membangun satu sama lain.
Comments