GEREJA YANG MENYEMBAH By. Janette Glow
Berbicara soal penyembahan biasanya mengarahkan perhatian kita kepada musik yang lambat, kegiatan agamawi, durasi yang cukup panjang dan terkadang terkesan rutinitas di ibadah hari Minggu. Namun, sesungguhnya penyembahan yang Tuhan dambakan adalah penyembahan yang penyembah-penyembahNya aktif dan sadar 100% untuk menyembah Bapa karena sebuah kerinduan yang dituntun oleh roh yang terkoneksi dengan Roh Allah.
Yohanes 4:23-24 TB “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
Terlepas dari semua definisi gereja, penting bagi kita untuk mengerti bahwa gereja adalah mezbah bukan hanya panggung dan kursi-kursi serta fasilitas yang ada. Di atas mezbah ada korban yang diserahkan kepada Tuhan. Ada persembahan yang kita (para penyembahNya) bawa saat kita masuk dan berkumpul bersama. Panggung - bukanlah pertunjukan seni dan musik sehingga mempesona mata dan telinga kita, karena sia-sialah semua itu tanpa kehadiran Tuhan.
Tuhan mau kita datang dengan roh yang siap dan juga pikiran yang terfokus hanya kepada Dia. Karena Allah mau kita menyembah dalam roh dan kebenaran, kebenaran ini adalah Firman Tuhan – yang memerdekakan kita. Percayakah saudara, saat kita menyembah dengan kata-kata Firman, kita ‘pasti’ merasakan dan akan menyaksikan dampak dari Firman itu? Sebab FirmanNya itu ya dan amin bagi kita yang menyembahNya dengan iman percaya.
Gereja yang menyembah adalah gereja yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali. Untuk itu, kita diminta untuk melatih dan membiasakan diri kita dalam menyembah Dia. Menyembah artinya “pruskuneo” – mencium, yang berarti memiliki hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan adalah sebuah tujuan utama kita hari-hari ini. Bila umatNya datang dengan roh yang menyala-nyala, serta kehidupan merenungkan Firman yang aktif, lalu berkumpul bersama membawa persembahan kepadaNYa – maka hasil yang dituai adalah kesatuan hati. Kesatuan hati di dalam gereja adalah kerinduan hati Bapa.
Kesatuan dalam penyembahan adalah kunci dan hasil dari penyembahan yang baik. Tuhan merindukan kesatuan (di mana ada kesepakatan di sana berkat tercurah karena penyembahan korporat memberi dampak lebih besar dibandingkan penyembahan personal).
Roma 12:1 “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati,”
Datang ke gereja bukanlah soal apa yang bisa kita dapatkan, yang bisa kita rasakan, yang bisa menyenangkan hati kita, melainkan soal apa yang bisa kita berikan dan persembahkan. Kita datang dan menyembah bukan karena untuk merasa enak dan menyelesaikan rutinitas hari Minggu, tapi kita datang karena hidup ini kosong dan hampa bila tidak terkoneksi dalam penyembahan yang bersatu dengan saudara seiman kita yang lain dan terutama kepada Allah, Sang Pencipta kita.
Gereja yang menyembah, gereja yang datang dengan roh yang siap (entah walaupun sedang kering ataupun menyala), pikiran yang terpaut dengan Firman, dan membawa hidup sebagai persembahan – bersama-sama dalam kesatuan dengan saudara seiman kita.
Comments